Bersama-sama: Melawan TB sebagai Perawat bagi Keluarganya

19 September 2024

Di Kota Tangerang Selatan, Fitri, yang berusia 36 tahun, menjalani kehidupan sebagai pekerja lepas, istri, dan ibu untuk empat anak sambil merawat suaminya, Anggun, yang menjalani pengobatan tuberkulosis (TB). 

Ketika obat-obatan bebas tidak lagi dapat meredakan gejala pernapasan Anggun, Fitri meyakinkannya untuk mengunjungi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Di sana, Anggun didiagnosis mengalami TB, yang membuat pikiran Fitri berkecamuk. “Saya khawatir saya dan anak-anak saya bisa tertular,” kenangnya. 

Beruntung, Fitri segera mengetahui bahwa ia dan anak-anaknya dapat mengakses terapi pencegahan TB (TPT), suatu langkah penting untuk melindungi individu maupun masyarakat dari penyakit ini. 

Sejak 2012, Indonesia telah menjalankan program TPT nasional, yang awalnya menyasar orang dengan HIV. Namun, sesuai panduan WHO, program ini telah diperluas mencakup semua kontak serumah dari pasien dengan TB yang terkonfirmasi melalui metode-metode bakteriologi, seperti Fitri dan anak-anaknya. 

Sebagai orang yang paling bertanggung jawab merawat suaminya, Fitri memastikan Anggun menjalani pengobatannya serta meminum regimen obat pencegahan untuk anggota-anggota lain keluarganya, dengan dukungan berkelanjutan dari staf program TB dan puskesmas. 


Foto dan narasi oleh Fieni Aprilia, Digital Communications Officer, WHO Indonesia 

WHO/Fieni Aprilia
Fitri menyambut kedatangan Ners Lala, petugas program TB, dan Yuli, kader TB, di rumahnya di Ciputat Timur, Tangerang.
© Credits

Pemeriksaan kesehatan rutin

Fitri menyambut kedatangan Ners Lala, petugas program TB, dan Yuli, kader TB, di rumahnya di Ciputat Timur, Tangerang. Kunjungan mereka merupakan bagian dari proses investigasi kontak untuk memeriksa anggota keluarga guna memastikan bahwa rumah tangga Fitri terus mendapat dukungan dan pemeriksaan kesehatan rutin saat menghadapi TB. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Yuli dan Lala dari Puskesmas Ciputat Timur mengunjungi rumah Anggun dan Fitri untuk memeriksa gejala TB pada anggota keluarga serta menilai risiko mereka. Selama kunjungan, mereka juga memastikan bahwa Anggun mematuhi jadwal pengobatan TB-nya.
© Credits

Skrining keluarga

Yuli dan Lala dari Puskesmas Ciputat Timur mengunjungi rumah Anggun dan Fitri untuk memeriksa gejala TB pada anggota keluarga serta menilai risiko mereka. Selama kunjungan, mereka juga memastikan bahwa Anggun mematuhi jadwal pengobatan TB-nya. 

 

WHO/Fieni Aprilia
"Anak-anak sangat dekat dengan ayahnya, jadi sulit untuk menjauhkan mereka. Begitu dia pulang, mereka langsung berkumpul dengannya, dan ini membuat saya khawatir," kata Fitri, sambil melihat Anggun bermain dengan anak bungsu mereka.
© Credits

Ikatan yang kuat

"Anak-anak sangat dekat dengan ayahnya, jadi sulit untuk menjauhkan mereka. Begitu dia pulang, mereka langsung berkumpul dengannya, dan ini membuat saya khawatir," kata Fitri, sambil melihat Anggun bermain dengan anak bungsu mereka. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Untuk pengobatannya sendiri, Fitri memastikan semuanya terjadwal dengan baik. "Bagi saya, [minum obat pencegahan TB] mudah karena hanya sekali seminggu. Kita hanya perlu mengingat waktunya. Kita buat mudah diingat dan patuhi jadwalnya."
© Credits

Rutinitas mingguan

Untuk pengobatannya sendiri, Fitri memastikan semuanya terjadwal dengan baik. "Bagi saya, [minum obat pencegahan TB] mudah karena hanya sekali seminggu. Kita hanya perlu mengingat waktunya. Kita buat mudah diingat dan patuhi jadwalnya." 

 

WHO/Fieni Aprilia
Dalam menjalani pengobatan TB mereka sehari-hari, Fitri dan Anggun didukung oleh satu sama lain untuk menjalani jadwal pengobatan mereka.
© Credits

Saling mendukung

Dalam menjalani pengobatan TB mereka sehari-hari, Fitri dan Anggun didukung oleh satu sama lain untuk menjalani jadwal pengobatan mereka. Fitri meminum obat pencegahan sekali seminggu, yang menurutnya mudah dijalani jika tetap konsisten dengan rutinitasnya. 

WHO/Fieni Aprilia
Anggun dan putranya menunggu di klinik TB, dalam kunjungan rutin bagi keluarga untuk memantau kesehatan dan perkembangan pengobatan mereka.
© Credits

Memantau perkembangan

Anggun dan putranya menunggu di klinik TB, dalam kunjungan rutin bagi keluarga untuk memantau kesehatan dan perkembangan pengobatan mereka. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Fitri menenangkan putri sulungnya, Carissa, di puskesmas saat mereka akan melakukan tes Mantoux untuk Carissa. Tes ini digunakan untuk mendeteksi infeksi TB dan akan menentukan langkah selanjutnya dalam pengobatan Carissa.
© Credits

Kehadiran yang menenangkan

Fitri menenangkan putri sulungnya, Carissa, di puskesmas saat mereka akan melakukan tes Mantoux untuk Carissa. Tes ini digunakan untuk mendeteksi infeksi TB dan akan menentukan langkah selanjutnya dalam pengobatan Carissa. 

 

WHO/Fieni Aprilia
Pada hari-hari ketika Fitri merasa lelah mengurus anak-anak, mereka membantu membawakan air kepada ayah mereka untuk meminum obatnya. Upaya bersama sekeluarga ini memastikan semua anggota keluarga tetap menjalani jadwal pengobatan mereka.
© Credits

Upaya bersama sekeluarga

Pada hari-hari ketika Fitri merasa lelah mengurus anak-anak, mereka membantu membawakan air kepada ayah mereka untuk meminum obatnya. Upaya bersama sekeluarga ini memastikan semua anggota keluarga tetap menjalani jadwal pengobatan mereka. 

WHO/Fieni Aprilia
Fitri dan Anggun berdiri bersama keempat anak mereka di depan rumah mereka di daerah padat penduduk Ciputat, Tangerang.
© Credits

Bersama-sama

Fitri dan Anggun berdiri bersama keempat anak mereka di depan rumah mereka di daerah padat penduduk Ciputat, Tangerang. Mereka tinggal di lantai bawah rumah bersama seorang kerabat, sambil memastikan ventilasi memadai. Fitri berperan penting dalam mengatur rutinitas pengobatan Anggun dan mematuhi jadwal terapi pencegahan TB bagi dirinya dan anak-anak. Mereka saling mendukung dan menyemangati, dan anak-anak turut membantu orang tua mereka menjaga kesehatan keluarga. 

 

/