WHO facilitated a video conference to monitor the implementation of IAR recommendations (Credit: Endang Wulandari/WHO).
The intra-action review (IAR) is a comprehensive multisectoral review to identify gaps and opportunities for learning from and improving the COVID‑19 response. Between 11-14 August 2020, WHO supported the Ministry of Health (MoH) to conduct the IAR that provided a set of recommendations for the COVID‑19 response.
WHO also supported MoH to conduct regular monitoring of IAR recommendations implementation and COVID-19 health sector response plan indicators. Previous monitoring meetings were held in November 2020, February 2021, and April 2021. As a follow up, MoH conducted the 4th monitoring meeting of the IAR recommendations on 23-25 August 2021. The meeting also monitored the COVID-19 response plan implementation. Participants discussed the 11 IAR pillars: 1) command and coordination; (2) risk communication and community empowerment; (3) surveillance, rapid response teams and case investigation; (4) points of entry, international travel, and transport; (5) laboratory; (6) infection control; (7) case management; (8) operational and logistics support; (9) maintaining essential health services and systems; (10) vaccination; and (11) public health social measures.
Around 84 participants actively engaged in the IAR monitoring meeting, comprising MoH, Ministry of Agriculture, National Disaster Management Authority, Presidential Staff Office, Coordinating Ministry of Human Development and Cultural Affairs, National Armed Forces, professional organizations, partners, and other stakeholders. During the meeting, the MoH presented COVID-19 situation analysis, evaluation of public health social measures, achievements, and gaps.
MoH presented the COVID-19 situation analysis during the IAR monitoring meeting (Credit: Endang Wulandari/WHO).
Outstanding achievements included: updated COVID-19 guideline, bridging New All Record (NAR) COVID-19 report application, silacak application for contact tracing and E-Health Alert Card (E-HAC) application with pedulilindungi application, expanded engagement for contact tracing involving police, armed forces, universities and volunteers with a total of 1595 tracers, implementation of silacak application for contact tracing in 497 districts (96%), expansion of the laboratory network and genomic sequencing laboratory network with a total of 4971 samples sequenced as of 9 August 2021. Case management achievements included the expansion of the number of referral hospitals to 1011 and additional health quarantine facilities and emergency hospitals for COVID-19.[NTL1]
The IAR highlighted that increased mobility and the spread of the delta variant were among the main contributing factors to the surge of COVID-19 cases in June and July 2021. The thorough monitoring of epidemiological and response capacity indicators were crucial to adjust public health and social measures (PHSM) to avoid another surge of COVID-19 cases in the future.
Recommendations to further strengthen the national COVID-19 response:
- Review COVID-19 response plan and monitoring indicator achievements at national and sub national level.
- Integrate logistics information system and regular review of supply stockpile and forecasting using Essential Supply Forecasting Tool (ESFT).
- Disseminate updated COVID-19 guideline.
- Engage volunteers, cadres, including Indonesia Red Cross, and university students to strengthen testing, tracing and isolation and regular monitoring evaluation.
- Improve data quality and analysis through regular technical meetings with epidemiology experts.
- Improve timeliness and completeness of ILI and SARI surveillance to monitor COVID-19 trends.
- Conduct training on the updated case management and infection control guideline, laboratory testing and risk communication, monitoring and evaluation.
- Develop guideline for waste management at health facilities.
- Improve laboratory completeness (> 90%) and timeliness of less than 48 hours (> 90%) in New All Record (NAR) application.
- Continue public campaign including for vaccination through various risk communication channels involving community and timely hoax management.
- Conduct orientation on quarantine facility standard.
- Improve stakeholder coordination (MoH, Ministry of Information and Technology, telecommunications agency, etc) to improve implementation of the integration of health alert card (HAC) and vaccination reporting with pedulilindungi application and provinces/ district health officers’ access to pedulilindungi data for further analysis.
- Improve implementation of telemedicine for essential health services.
- Continue monitoring of public health social restriction indicators (epidemiology and response capacity).
- Review vaccination acceleration strategy to improve vaccination target to reach two million/day.
- Improve timeliness of VIRAT assessment reporting, supervision, and regular feedback from MoH to provinces, districts/municipalities.
The IAR monitoring meeting facilitated continued stakeholders’ engagements to identify gaps and embrace lessons learned from the COVID-19 response and its contribution to build back better a health system for public health emergencies. At the end of the event, all participants agreed that implementation of IAR recommendations is crucial to improve the COVID‑19 response in Indonesia.
MoH presented COVID-19 situation assessment during 4th IAR monitoring meeting (Credit: Endang Wulandari/WHO).
MoH presented Bed Occupancy Rate (BOR) during 4th IAR monitoring meeting (Credit: Endang Wulandari/WHO).
#####
Pertemuan Intra-Action Review (IAR) Keempat: Rekomendasi penguatan respons COVID-19
WHO memfasilitasi sebuah konferensi video untuk memantau implementasi rekomendasi-rekomendasi Intra-Action Review (Kredit: Endang Wulandari/WHO).
Intra-Action Review (IAR) adalah sebuah kajian komprehensif yang melibatkan berbagai sektor untuk mengidentifikasi kesenjangan dan kesempatan pembelajaran dan perbaikan respons COVID-19. Pada tanggal 11–14 Agustus 2020, WHO mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan IAR, di mana disusun sejumlah rekomendasi untuk respons COVID-19.
WHO juga mendukung Kemenkes melakukan pemantauan berkala atas implementasi rekomendasi-rekomendasi IAR dan indikator-indikator rencana respons COVID-19 sektor kesehatan. Pertemuan-pertemuan pemantauan sebelumnya diadakan pada bulan November 2020, Februari 2021, dan April 2021. Untuk menindaklanjutinya, WHO mendukung Kemenkes menjalankan pertemuan pemantauan keempat tentang rekomendasi-rekomendasi IAR pada tanggal 23–25 Agustus 2021. Pertemuan ini juga memantau implementasi rencana respons COVID-19. Para peserta mendiskusikan ke-11 pilar IAR: (1) komando dan koordinasi; (2) komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat; (3) surveilans, tim respons cepat, dan investigasi kasus; (4) pintu masuk negara, perjalanan internasional, dan transportasi; (5) laboratorium; (6) pengendalian infeksi; (7) manajemen kasus; (8) dukungan operasional dan logistik; (9) mempertahankan layanan dan sistem kesehatan esensial; (10) vaksinasi; dan (11) langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial.
Sekitar 84 peserta terlibat aktif dalam pertemuan pemantauan IAR ini, termasuk Kemenkes, Kementerian Pertanian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, perwakilan dari Kantor Staf Presiden, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Tentara Nasional Indonesia, organisasi profesional, mitra, dan pemangku kepentingan lain. Dalam pertemuan ini, Kemenkes mempresentasikan analisis situasi COVID-19, evaluasi langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial, pencapaian, dan kesenjangan.
Kementerian Kesehatan mempresentasikan analisis situasi COVID-19 dalam pertemuan pemantauan Intra-Action Review (Kredit: Endang Wulandari/WHO).
Pencapaian-pencapaian utama mencakup pemutakhiran panduan COVID-19; integrasi aplikasi pelaporan COVID-19 New All Record, aplikasi pelacakan kontak Silacak, and dan aplikasi E-Health Alert Card (E-HAC) dengan aplikasi pedulilindungi; perluasan pelibatan pelacakan kontak yang menggandeng kepolisian, angkatan bersenjata, universitas, dan sukarelawan dengan jumlah total 1595 petugas; implementasi aplikasi Silacak untuk pelacakan kontak di 497 (96%) kabupaten/kota; dan perluasan jejaring laboratorium termasuk jejaring laboratorium untuk pemeriksaan genom dengan total sampel genom 4971 sampel hingga 9 Agustus 2021. Pencapaian manajemen kasus meliputi perluasan jumlah rumah sakit rujukan menjadi 1011 rumah sakit dan penambahan fasilitas karantina kesehatan dan rumah sakit darurat COVID-19.
IAR menyoroti peningkatan mobilitas dan penyebaran varian Delta sebagai beberapa faktor kontribusi utama lonjakan kasus COVID-19 pada bulan Juni dan Juli 2021. Pemantauan menyeluruh atas indikator-indikator epidemiologis dan kapasitas respons sangatlah penting untuk menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial guna menghindari lonjakan berikutnya kasus COVID-19 di masa mendatang.
Berikut rekomendasi-rekomendasi untuk semakin memperkuat respons COVID-19 nasional:
- Kaji rencana respons COVID-19 dan pantau pencapaian indikator di tingkat nasional dan sub-nasional;
- Integrasikan sistem informasi logistik dan kajian berkala persediaan dan perkiraan dengan Essential Supply Forecasting Tool;
- Diseminasi panduan COVID-19 terbaru;
- Gandeng sukarelawan; kader, termasuk Palang Merah Indonesia; dan mahasiswa untuk memperkuat tes, pelacakan, dan isolasi serta evaluasi pemantauan berkala;
- Tingkatkan kualitas dan analisis data melalui pertemuan teknis berkala dengan pakar-pakar epidemiologi;
- Tingkatkan ketepatan waktu dan kelengkapan surveilans penyakit serupa influenza (influenza-like illnesses/ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat untuk memantau tren COVID-19;
- Lakukan pelatihan panduan manajemen kasus dan pengendalian infeksi terbaru, tes laboratorium, komunikasi risiko, dan pemantauan dan evaluasi;
- Susun panduan pengolahan limbah di fasilitas pelayanan kesehatan;
- Tingkatkan kelengkapan (>90%) dan ketepatan waktu (di bawah 48 jam, >90%) pengisian aplikasi New All Record oleh laboratorium;
- Lanjutkan kampanye umum termasuk untuk vaksinasi melalui berbagai kanal komunikasi risiko dengan melibatkan masyarakat dan pengelolaan hoaks yang cepat;
- Adakan orientasi standar fasilitas karantina;
- Tingkatkan koordinasi pemangku kepentingan (Kemenkes, Kementerian Komunikasi dan Informatika, perusahaan telekomunikasi, dll.) untuk meningkatkan integrasi kartu kewaspadaan kesehatan dan pelaporan vaksinasi dengan aplikasi pedulilindungi dan akses dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota pada data pedulilindungi untuk analisis lebih lanjut;
- Perbaiki implementasi telemedisin untuk layanan-layanan kesehatan esensial;
- Lanjutkan pemantauan indikator-indikator langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial (epidemiologi dan kapasitas respons);
- Kaji strategi percepatan vaksinasi untuk mencapai target vaksinasi 2 juta per hari; dan
- Tingkatkan ketepatan waktu pelaporan penilaian VIRAT, pengawasan, umpan balik berkala dari Kemenkes untuk provinsi dan kabupaten/kota.
Pertemuan pemantauan IAR memfasilitasi keberlanjutan pelibatan pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi kesenjangan dan memetik pelajaran dari respons COVID-19 serta kontribusinya untuk membangun kembali lebih baik sebuah sistem kesehatan untuk kedaruratan-kedaruratan kesehatan masyarakat. Pada akhir acara ini, semua peserta setuju bahwa implementasi rekomendasi-rekomendasi IAR penting untuk meningkatkan respons COVID-19 di Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempresentasikan penilaian situasi COVID-19 dalam pertemuan pemantauan Intra-Action Review (Kredit: Endang Wulandari/WHO).
Kementerian Kesehatan mempresentasikan angka keterisian tempat tidur dalam pertemuan pemantauan Intra-Action Review (Kredit: Endang Wulandari/WHO).